5 “Keindahan” Permainan Garuda Malam Ini (vs Satria Muda)

|


1. Melepas Faisal!

Faisal yang jelas-jelas menjadi andalan Satria Muda malah kerap melenggang tanpa pengawalan. Faisal berhasil mencetak 12 angka, 7 rebound, 4 assist, dan 2 steal. Siapa pemain Garuda yang konsisten menjaga pergerakan Faisal? Gak jelas!

2. Memaksakan bermain bawah!

Wendha memang beberapa kali berhasil nyelap-nyelip di antara Galank dan Dodo dan Rogun, tetapi mengapa hal ini begitu dipaksakan? Garuda jelas tak mampu menembus pertahanan bawah ring Satria Muda tetapi terus coba dilakukan. Rebound Garuda pun memble semua!

3. Ke mana para penembak jitu itu?

Bukan masalah bau! Tetapi kurang banyak mencoba. Usaha terbanyak dilakukan di bawah ring dengan beradu melawan big men Satria Muda. Menembak dari luar jarang diusahakan!

4. Miss-match gak masuk akal

Bayangkan, Wendha beradu berebut rebound melawan Dodo! Lolik menghadapi Faisal yang menggiring bola! Aguy mencoba menahan jump-shoot Amin Prihantono. Apa yang terjadi? Miss-match is the new head to head?

5. Baca ulang lagi dari nomor 1!

:P

Keputusan yang Kerap Merusak Keindahan (dan Kontroversial)

|


Aturan dalam permainan bola basket banyak banget. Dan rasanya paling banyak di antara olahraga-olahraga lainnya (koreksi kalau gw keliru). Dalam buku peraturan bola basket, baik yang dikeluarkan oleh FIBA maupun NBA, semua aturan tercatat lengkap dan pasti. Tetapi, ketika harus menerapkannya di lapangan, lain lagi. Semua bergantung kepada kejelian wasit! Semua aturan jadi bias ketika persepsi wasit yang sudah meniup peluit kerap berbeda dengan pemain, pelatih, ofisial, bahkan penonton. Namun apa mau dikata, wasit yang berkuasa :P

Untuk membuat pertandingan lebih menarik, kabarnya wasit kerap membiarkan beberapa pelanggaran kecil yang tidak begitu memengaruhi pertandingan (walau tentu saja setiap pelanggaran yang dibiarkan akan merugikan satu tim tertentu). Sulit memang menjadi wasit. Masalahnya terkadang wasit juga sering meniup peluit hanya oleh sesuatu yang penting-gak penting atau bahkan meragukan yang malah merusak keindahan basket dan keputusan itu pun sangat mungkin untuk diperdebatkan (ngerti kan maksud gw? Mudah-mudahan ngerti..heheheee). Tapi kembali lagi, wasit yang berkuasa :P

Kalau maksud gw masih samar, begini lho..

Watch your pivot!

Ketika Seri Solo, salah seorang wasit NBL sangat-sangat ringan bibir untuk meniup peluit oleh kesalahan pemain yang ia anggap travelling. Setiap kali seorang pemain menguasai bola, melakukan pivot, lalu dribble, wasit tersebut sering meniup peluit dan menyatakan bahwa pemain itu melakukan travelling. Masalahnya, selalu dan selalu hanya wasit itu-itu saja yang meniup peluit karena melihat seorang pemain melakukan travelling. Ketika ia meniup peluit, pemain merasa tidak melakukan kesalahan, pemain-pemain lain merasa itu keputusan aneh, ofisial pun begitu, bahkan banyak penonton bergumam “Ha? travelling apanya?”

Barangkali Perbasi nyadar. Wasit tersebut tak lagi muncul pada Seri Bali dan Jakarta ini.

Watch your hesitation!

Kalau baca twit gw hari ini, gw banyak sekali menyinggung tentang seorang wasit NBL bernomor punggung ## yang selama tiga hari NBL di Jakarta ini sangat-sangat suka meniup peluit atas pelanggaran carrying the ball. Ketika seorang point guard (Kelly, Dimaz, Robert, Wijaya, dll) tengah menggiring/dribble bola dengan cepat untuk menyerang, lalu di tengah jalan seorang pemain lawan menghadang, para point guard tersebut biasanya melakukan gerakan hesitation guna mengecoh arah dan melewati pemain yang menghadangnya. Namun, setiap kali si point guard melakukan gerakan hesitation, wasit tersebut langsung meniup peluit menyatakan si point guard melakukan pelanggaran carrying the ball.

Lagi-lagi, anehnya, yang meniup peluit untuk menyatakan pelanggaran carrying the ball tersebut hanya wasit bernomor punggung ## itu saja, alias dia-dia lagi. Kali ini gak banyak penonton yang ngeh, hanya gw saja rasanya :P But it’s true. Bagi gw, pemain yang melakukan gerakan hesitation tersebut tidak melakukan carrying the ball. Jika ia benar melakukan carrying the ball, maka semua dan setiap dribble Dimaz Muharri adalah carrying the ball, begitu juga point guard-point guard yang lain.

Gak ngeh wasit yang mana? Nonton NBL! Ketika ada wasit yang tiup peluit dan kasih tanda pelanggaran carrying the ball, kemungkinan besar pemain yang kena peluit baru saja melakukan gerakan hesitation. Biasanya dalam sebuah serangan balik yang cepat! :(

3 Alasan Mengapa Nama NBL Indonesia Lebih Baik Daripada IBL

|



“Nama IBL sudah identik dengan kompetisi yang tidak heboh. Bahkan ada yang bilang, IBL baru nanti tidak dimulai dari nol. Melainkan harus diulang dari minus sepuluh. Dengan mengubah nama, paling tidak kami bisa mengulang dari nol lagi,” jelas Azrul Ananda pada saat peluncuran NBL Indonesia tanggal 25 Mei lalu di Ballroom hotel Four Seasons Jakarta.

Banyak yang bertanya-tanya mengapa nama Indonesian Basketball League (IBL) yang menurut beberapa teman sudah sangat unik dan mewakili Indonesia malah diganti dengan nama baru National Basketball League (NBL) Indonesia yang jelas sudah dipakai terlebih dahulu oleh Australia maupun Malaysia. Banyak yang menyayangkan.

Seperti biasa, gw akan mengungkapkan beberapa alasan dari sudut pandang gw yang merasa bahwa penggantian nama tersebut sudah sangat tepat!



1. Setuju dengan Azrul Ananda

Citra IBL beberapa tahun belakangan memang sangat menurun. Dalam bahasa Azrul Ananda “..identik dengan kompetisi yang tidak heboh.”

Pertandingan-pertandingan yang sering berakhir dengan skor jomplang bak bumi dan langit membentuk citra pada benak masyarakat bahwa hasil akhir sudah sangat bisa ditebak. Dan akhirnya, sesuatu yang mudah ditebak, tak enak lagi untuk disaksikan (Tak percaya? Coba tonton karya-karya Multivision Plus).

Ujungnya, sulit mendapatkan dukungan terutama dukungan dana dari pihak-pihak sponsor. Nama baru NBL Indonesia setidaknya menjadi sebuah titik tolak awal bahwa liga basket kita benar-benar baru. Sebuah usaha melepaskan diri dari sebuah kompetisi yang “..identik dengan kompetisi yang tidak heboh.”

2. Nama IBL “berasap”

Semuanya memang terkait dengan citra. Nama IBL bagi gw dan bahkan beberapa orang teman, sudah sangat melekat dengan merek salah satu produk tembakau hisap berasap. Bahkan produk tersebut berhasil menanamkan jingle atau nada IBL yang sangat populer ” na..na.. IBL, Feel the game! Feel the game!” yang dibawakan dengan nada hiphop ke dalam benak penggemar basket Indonesia. Hal ini tentu sangat-sangat tidak baik.

Nama NBL Indonesia memutus mata rantai yang mengikat liga basket Indonesia ini dengan produk tembakau tersebut. Kelihatannya sederhana, namun dalam pendekatan citra dan iklan, nama IBL membuat basket dan tembakau seolah bergandengan tangan, padahal tidak sama sekali!

3. Berganti nama selalu berharap demi sebuah kemajuan

Ini adalah masukan yang gw dapat dari mas Christopher (mantan manajer CLS Knights Surabaya) lewat twitnya. Sangat masuk akal! Beberapa masyarakat suku di Indonesia memiliki tradisi merubah nama untuk menjadikan si pemilik nama menjadi lebih baik sesuai hal yang diinginkan. Tidak ada orang yang mengganti nama untuk menjadi lebih buruk.

——–

Bagaimana dengan nama NBL yang sudah melekat di Australia dan atau Malaysia? Bukan masalah. Entoh nama kita adalah bukan hanya NBL, tetapi NBL Indonesia. Kurang lebih sama seperti nama Asep yang dimiliki ribuan orang bahkan mungkin jutaan orang di Jawa Barat, atau Bambang di Jawa, John di Inggris, serta Ahmad di Timur Tengah.

“What’s in a name? That which we call a rose by any other name would smell as sweet.” kata William Shakespeare. Walau terkadang gw kurang setuju dengan kutipan tersebut, namun kalau dipikir-pikir sedikit lebih panjang, ada benarnya juga. Apalah arti nama NBL Indonesia jika nantinya liga tersebut semakin keren?! Yang terpenting tetaplah pelaksanaannya.

Sedikit alasan mengapa gw pun kurang setuju dengan Shakespeare, karena bagi gw, nama adalah doa, pengharapan. NBL Indonesia adalah liga basket nasional yang mampu mempersatukan bangsa, memajukan bangsa, dan menjadi kebanggaan nasional. Sangat mungkin, ketika kelak liga ini sangat-sangat maju, negara tetangga tertarik untuk ikut bergabung, seperti halnya Raptors dan Grizzlies di NBA. Amiin :)

Gelang-gelang Dalam Hidup Gw (Gelang Power Balance)

|


Beberapa hari yang lalu, seorang teman memberikan hadiah buat Gw, “Bro, Gw punya sesuatu nih buat lu.” Sebuah gelang hitam bertuliskan “Power Balance” dengan hologram berbentuk lingkaran di bagian tengahnya.

Gw langsung teringat satu hal, selama satu tahun terakhir ini Gw mendapatkan tiga buah gelang dengan tulisan yang berbeda-beda. Gelang pertama Gw dapatkan dari Pandji Pragiwaksono saat ia mengeluarkan album rap pertamanya tahun lalu. Pada gelang yang ada USB flashdisk 1 GB yang diberikan Pandji tertulis “Provocative Proactive Pandji”. Tulisan tersebut adalah judul album pertama Pandji sekaligus sebuah motivasi buat Gw untuk jadi orang yang “proaktif” :P

Gelang kedua Gw dapatkan sekitar dua bulan lalu dari KPK. Yak betul KPK yang itu, Komisi Pemberantasan Korupsi! Sebuah gelang karet merah dengan tulisan “Bangkit Lawan Korupsi!” Agak-agak malu Gw kalau membaca tulisan itu, karena korupsi itu ternyata banyak sekali jenisnya. Mulai dari yang kelas teri sampai paus raksasa! Dan butuh perjuangan buat melawan korupsi (I’ve got to admit it, because I think everybody could have committed corruption (like thing) at least once in their life..heheheee.)

Nah sekitar seminggu lalu, Insane (Richard) juga memberi Gw sebuah gelang (Gw perhatikan, Richard juga mengenakan gelang yang sama dengan yang dia berikan ke Gw). “Bro, gelang ini buat lu.”

Hahahaaa, another bracelet.” pikir Gw. Namun Insane buru-buru menyela dan menjelaskan bahwa itu adalah bukan gelang biasa. “Ini gelang Power Balance, bro.” Insane menjelaskan. Yup ini gelang Power Balance (karena memang ada tulisan ‘Power Balance‘ pada gelang tersebut..hehee) “Lu coba cari di internet deh tentang gelang ini.”

Besoknya Gw langsung cari di internet mengenai gelang tersebut. Walah (terperanjat juga Gw), gelang ini ternyata dipakai oleh para atlet top dunia! Awalnya oleh para surfer profesional, kemudian berkembang ke beberapa atlet di cabang olahraga lain termasuk basket.

Berikut salah satu info mengenai gelang Power Balance (yang membuat Gw geleng-geleng berpikir “ada ya gelang sehebat ini?!”): “Sebuah produk Performance Technology, Power Balance yang merupakan hologram, mengandung frekuensi natural dari alam yang dapat bereaksi secara positif dengan pusat energi tubuh. Power Balance kini banyak digunakan oleh para atlet maupun orang awam, karena dapat membantu stamina, menjaga keseimbangan, koordinasi, kelenturan/fleksibilitas, kekuatan, fokus, kosentrasi dan ketahanan tubuh secara menyeluruh.”

Hohoo. Beberapa hari kemudian Gw mendapat cerita lain lagi dari teman Gw kalau gelang yang Gw dapat dari Insane dipakai juga oleh Shaquile O’Neal dan Steve Nash, serta kabarnya juga dikenakan oleh Denny Sumargo. “Coba lu cari di Point Break atau toko surf keren deh, biasanya ada.” Gw hanya bisa senyam-senyum melihat gelang yang melingkar di tangan kiri gw. So this is something nih kayaknya!

 

©2009 MORE THAN JUST A GAME | Template Blue by TNB